NIKMATNYA SEDEQAH 1

NIKMATNYA SEDEQAH 2

NIKMAT NYA SEDEQAH 3

NIKMATNYA SEDEQAH 4

NIKMATNYA SEDEQAH 5

Yusuf Manshur

MANAJEMEN ORGANISASI

10 Aug 2009 ·


Sebuah Usaha memaksimalakan Amal Jama’i
Oleh: Rachmat Muhammad Sodji
Pendahuluan
Maha suci Allah yang telah mengajarkan kita akan hidup beroganisasi. Apa susahnya bagi Allah mencabut ruh manusia sampai harus menjadikan malaikat Ijrâil sebagai petugas pencabut nyawa. Allah Swt mudah untuk membagikan rizki kepada seluruh makhlukya tanpa harus menyuruh malaikat Mîkâi. Dia mengetahuai apa saja yang terjadi tanpa harus menugaskan malaikat pencatat amal baik-buruk. Allah yang Maha Kuasa sangat mampu mengimankan seluruh makhluknya -jikalau Dia menghendaki-, tanpa harus ada sekian para nabi yang ditugaskan mengemban risalah-Nya.

Disisi lain, jika kita ingat kembali perjuangan Rasulullah Saw dalam menyebarkan dienul-Islam ini, sangatlah menarik. Tidak mungkin kita angkat semua sisi yang menarik itu, karena kita tidak sedang menelisik sejarah atau syrah beliau. Mari kita lihat salah satu peristiwa yang sangat penting; sebuah peristiwa yang tidak mungkin kita lupakan, karena ia merupakan titik permulaan kesuksesan penyebaran Islam. Ia adalah peristiwa Hijrah yang menurut beberapa ulama merupakan titik penentu menang atau tidaknya perjuangan Islam. Kita hanya ingin sama-sama melihat satu titik pelajaran dari hijrah yang menjadi titik keberhasilan dan kegemilangan umat Islam. Yaitu, bagaimana Rasulullah Saw merancang hijrah dengan sangat jeli? Dan yang paling kita tekankan bagimana Rasulullah Saw membentuk sebuah tim organisasi yang sangat luar biasa.

Ya! Memang sangat istimewa sebuah kerjasama yang dilakukukan hanya beberapa orang saja. Tapi orang yang beliau pilih adalah orang-orang yang profesional dibidangnya. Loyal terhadap misinya. Dan kemudian beliau menempatkan masing-masing mereka dalam sebuah peran yang sangat tepat. Ali Ra yang terkenal seorang pemuda pemberani dipilih untuk menggantikan Rasulullah Saw yang sedang dalam ancaman pembunuhan kaum Quaraiys. Abu bakar, seorang rekan dekat beliau yang paling loyal dan setia. Apa saja yang beliau katakan dia akan membenarkannya, dipilh untuk menemani perjalanan hijarah ke madinah. Selain itu, ada yang sangat menarik; Rasulullah Saw memilih satu orang yang masih dalam keadaan syirik, tapi tidak memusuhi dakwah beliau untuk menunjukan jalan yang tepat agar sampai ke Yatsrib (Madinah sekarang) dengan tidak menggunakan jalan umum. Beliau bernama Abdullah bin Uraiqith.

Tidak ketinggalan sisi usaha Rasululah yang sangat-sangat maksimal. Beliau memilih dua perempuan yang belia; Asma dan A’isyah untuk menyiapakan segala perbekalan yang bersipat konsumtif. Jiwa berkorban kedua wanita ini sangat terlihat ketika mereka menggunakan sepatu mereka untuk wadah makanan.

Demikian sebuah pengorganisasian yang sangat cerdik dan perlu kita tauladani. Dalam kondisi yang sangat kritis dan ancaman yang mengerikan Rasulullah Saw bisa selamat dan berhasil hijrah ke Yatsrib. Sebuah fase organizing yang sangat tepat dengan memilih orang-orang yang loyal dan kapabel dalam bidang masing-masing. Perencanaan yang matang dalam segala bidang, sehingga konsumsi juga menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan. Yang paling menarik beliau memilih orang yang belum menerima misi dan visi beliau, karena dia memang sangat berkemampuan dan tidak memusuhi. Kita juga tahu bagaimana Rasululah Saw mampu menenangkan kegoyahan Abu Bakar sebagai orang yang paling dekat dengan beliau. Disaat Abu Bakar merasa khawatir ketika melihat kaki pasukan Quraiys yang sedang mencari Rasulullah Saw. Beliau mengatakan dengan sangat sejuk dan menenangkan “La Takhaf Innallâha ma’anâ” . Ini hanya setitik yang bisa kita petik dari perjuangan beliau dan masih banyak lagi sisi lain yang kalau kita gali sebenarnya kita kaya kakan ilmu manajemen dan ilmu keorganisasian.

Landasan Syar’i Manajemen
Apa saja yang akan kita lakuakan hendaknya ditimbang dulu dengan syariat, bagaiman menurut perspektif Islam (baca: wijhatun-Nazhris-Syar’i) ? Ini merupakan relisasi dari keimanan kita terhadap sisitem hidup yang kita yakini. Untuk sampi pada bagaiman pandangan Islam mengenai manajemen? Kita harus menjawab dulu apa itu manajemen? Kalau kita sederhanakan manajemen adalah suatu pengatauran seluruh kekuatan, secara sinergi dan bersatu dalam mencapai sebuah tujuan. Selanjutnya ketika kita melihat Islam sebagai satu-satunya agama yang legal dimuka bumi ini dalam pandangan Allah, kita akan yakin bahwa Islam menganjurkan kita mempunyai tujuan baik yang ingin dicapai dengan cara yang baik serta secara berjamaah (kolektif) atau kerjasama.

Betapa shalat telah mengajarkan kita untuk hidup berorganisasi. Dipimpin oleh seorang imam yang merupakan orang yang dituakan dan kapabel. Sedangkan para anggota shalat berjamaah dikumpulkan oleh seorang muadz-dzin lewat lantunan takbirnya. Kemudian semua nggota diwajibkan taat kepada imam selama dia tidak melanggar aturan main yang telah ditentukan. Namun ketika seorang imam melakukan kesalahan dalam praktek shalatnya, makmum diharuskan mengingatkan imam dengan membacakan subhanallah atau dengan media lain yang telah diatur dalam fikih Islam. Barisan makmum dianjurakan rapi, tidak boleh membuat barisan baru sebelum barisan lainnya sempurna. Demiakian Allah Swt mengajarkan kita agar bisa hidup bersinergi dan kerjasama.

Kalau kita lihat panggilan-panggilan Allah dalam al-quran, juga akan kita dapatkan dalam bentuk bentuk plural (baca: jamak). Jarang sekali yang disampaikan dalam bentuk satu atau dua. Ini menggambarkan bahwa agama ini harus dilakuakan secara berjamaah. Bahkan kesatuan dalam Islam bukan sesuatu pelengkap, tapi ia merupakan kewajian yang dibebankan kepada seluruh orang yang sudah menyatakan Asyhadu allâ ilâha illallâh wa Asyhadu anna Muhammadarrasûlullâh.

Konsep ‘amar ma’ruf nahyi munkar merupakan bukti konkrit bagaimana kita hidup saling mendukung satu sama lain. Tidak hanya mementiingkan kepentingan sendiri dan mengabaikan sudara lainnya. Terlalu luas surga untuk dimiliki sendiri. Sehingga bukan akhlak Islam membiarkan saudaranya tenggelam dalam kesalahan dan kelalaian.

Berorganisasi Dan Pembenahan Pribadi
Jika organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama –bukan sama-sama kerja- untuk mencapai sebuah tujuan teretentu, maka tidak mungkin ada organisasi yang handal dan mantap tanpa ada individu yang mantap. Jadi kalau sebuah oraganisasi itu mau mantap, mau tidak mau harus mempunyai individu yang handal. Namun bukan berarti sama-sama handal, tapi maksud penulis adalah handal dalam memegang prinsip dan dalam bidangnya masing-masing. Karena kita bukan mau membuat superman, tapi mau menciptakan supertim yang solid, karena individu yang handal akan terhentikan dengan habisnya usia yang terbatas. Sedangkan sebuah sistem akan berjalan walaupun orangnya sudah bergganti sekian generasi. Sekali lagi mari menjadi indivdu-individu yang ulung untuk menciptakan oraganisasi yang handal. Tak ada artinya kumpulan orang-orang yang tak beraturan bagaikan buih air yang memepunyai nilai apa-apa.


Kita Memilih Organisasi Dan Organisasi Memilih Kita
Sering kali kita bingung dalam memilih organisasi. Yang mana yang akan kita ambil. Apakah organisasi yang besar? Atau organisasi yang hebat? Atau yang mana?
Hemat penulis, bukan besar atau hebatnya organisasi itu yang menjadi satu-satunya pertimbangan kita. Tapi yang terpenting adalah memperhatikan beberapa aspek di bawah ini:
Asas kebaikan; artinya kita harus memilih organisasi yang paling Islami atau paling tidak yang paling dekat dengan nilai-nilai Islam, biak tujuan maupun dalam tataran praktisnya. Ketika ada sebuah organisasi yang mengusung Islam dan penyebarannya (baca; dakwah), maka menjadi sebuah kewajiban kita bergabung denga organisasi tersebut, bukanlagi sebuah pilihan, tapi sebuah kewajiban yang kalau kita tinggalkan, berarti kita meniggalkan kewajiban.
Kemampuan atau kekuatan (strengthness). Bisa apa kita? Mampukah kita bergabung? Termasuk juga kekuatan organisasi itu.
kelemahan (weaknes); Lihat kelemahan kita. Apa yang tidak bisa kita lakukan. Sehingga kalau ternyata sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan ternyata merupakan sebuah keharusan dalam organisasi tersebut, berarti bagi ada dua pilihan antara kita berusaha mewujudkan tuntutan itu atau tidak bergabung dengan organisasi tersebut. Tiada pilihan ketiga, karena kalau kita bergabung tanpa memenuhi kelemahan kita berarti kita akan mendzalimi orang banyak yang sedang berusaha mewujudkan hal tersebut.
Kesempatan (opportunity). Dalam hal ini kita harus melihat bisakah kita bergabung dengan mereka? Kalau tidak, jangan memaksakan diri, karena Rasululah mengajarkankita agar tdak menjadi orang yang meminta-minta kedudukan (al-Imârah) atau haus kekuasaan.
perhatikan juga hambatannya, baik hambatan ketergabungan kita kalau bergabung dengan mereka. Apa yang akan terkorban dari kita karena bergabung dengan mereka? Juga hambatan organisasi itu dalam mencapai tujuannya, agar kita bisa memastikan apakah ketergabungan kita disitu efektif? Atau masih ada lingkuangan yang lebih baik dan lebih efektif?
Hal yang sama juga yang harus diperhatikan oleh organisasi ketika memilih personalianya.

Kualitas Bukan Kuantitas Dalam Peran
Melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya memang dianajurkan, asalkan sempurna. Tapi melakukan kebaikan yang variatif, tapi tidak ada satupun yang beres itu kurang indah dan tidak terpuji. Bukankah Allah Swt lebih mencintai sedikit ibadah yang dilakuakn secara kontinyu ketimbang ibadah yang banyak tapi tidak teratur. Allah sangat mencintai seorang hamba yang kaalu mengerjakan sesuatu ia memaksimalknnya.

Singaktnya, bukan jumlah organisai yang kita ikuti, tapi bagaimana kita memaksimalkan kerja dan peran kita dalam oranigasi tersebut. Karena sangatlah gagal jika banyaknya aktivitas hanya dijadikan alasan apologetik untuk tidak mengerjakan yang lainya. Misalnya; rapat di orgasisai A lambat, alasannya karena tugas organisasi B. Pekerjaan di organisasi B juga tidak beres, kerena ada tugas di C. Ternyata tugas di C juga acak-acakan, karena....terus tak berujung, sehingga tidak ada pekerjaan yang selesai. Disana-sini membuta masalah. Dimana-mana tidak beres. Walaupun sangatlah istimewa seorang aktivis dimana-mana yang dimana-mana merupakan solusi bagi kawan yang lainnya, bukan malah menajdi masalah.


Prinsip-prinsip Dasar Manajemen
Setidaknya ada empat prinsip yang harus ditaati oleh seorang manger muslim agar dia bisa berhasil dalalm megatur dan mengarahkan kekuatannya untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Empat hal itu adalah:

Menghargai urgensi waktu.
Menurut hemat saya hal ini yang sedang bermasalah pada mayoritas orgasisasi, mulai level tinggi sampai organisasi level terbawah. Jarang sekali sekarang ini yang mengadakan kegiatan tepat pada jawal yang telah tercantum dalam undangan. Ini sangat memperihatinkan, bahkan jadwal rapat bukan lagi bergeser, tapi pindah beberapa jam kemudian. Sudah sering sekali kita menghadiri kegiatan kemudian kegiatan itu ternyata baru dimulai setelah dua jam atau lebih dari waktu yang telah direncanakan.

Di antara kebokbrokan kebanyakan organisasi saat ini adalah sering kali kita temukan undangan acara atau rapat tertulis di dalam waktu mulai jam sekian sampai dengan selesai. Ini sangat tidak mendidik, seharusnya seorang pemimpin mamampu memperkirakan berapa jam acara itu akan berlangsung sehinga tamu undangan tidak kebingungan sampai kapan dia akan selesai acara itu? Karena bagi orang-orang sibuk bukan hanya pertemuan dalam satu tempat. Dia masih harus memebuat jadwal jika telah jelas jam berapa akan selesai. Jadi sebuah jadwal dianggap baik jika ditentukan mulai kapan dan sampaikapan acara tersebut. Walaupun kita jangan terlau idealis halau terjadi sedikit lamabat yang tidak terlalu jauh.

Karena penyakit ini telah merajalela dan saling mencari kambing hitam. Maka marilah mulai dari kita dari diri kita sendiri, kelompok terkecil pertemuan-pertemuan sederhana yang kemudian pada gilirannya kita akan terbiasa tepat waktu. Termasuk juga bagi seorang pemimpin sesekali harus mencoba memberikan pelajaran bahwa dia mampu memulai acara seperti yang telah tertulis, walaupun memang resikonya diawal-awal dia harus korban acara dimulai sebelum para hadirin banyak. Namun untuk mencapai idealisme yang besar, rasanya hal ini perlu dilakuakan, sehingga orang akan terbiasa hidup teratur dan tepat waktu.

Siapa yang tahu apa yang akan terjadi satu detik setelah ini? Tidak ada. Kita hanya memiliki satu waktu, yaitu waktu sekarang, karena yang kemarin tak bisa kita putar lagi. Hari esok tidak tahu apakah kita mengalami atau tidak. Hanya sekarang yang kita miliki. Oleh sebab itu lakukan sekarang juga!

Mari kemabli renungkan dan amalkan pesan Rasulullah,

اغتنم خمسا قبل خمس حياتك قبل موتك وصحتك قبل سقمك وفراغك قبل شغلك وشبابك قبل هرمك وغناك قبل فقرك
( رواه الحاكم وصححه والبيهقي عن ابن عباس).
Artinya;
“Manfaatkanlah lima hal sebelum datang yang lima hal! Hidupmu sebelum matimu, kesehatanmu sebelum masa sakitmu, kesengganganmu sebelum masa sibukmu, masa muda sebelum tuamu dan waktu kamu kaya sebelum waktu miskin” (HR. Hakim)
Imam Hasan al-Banna mengatakan dalam salah satu wasiatnya, “sesungguhnya kewajiban lebih banyak dari pada waktu yang anda miliki”

2) Bersikap adil dengan sipapun.
Tidak memandang saudara atau bukan kalAu memang mampu kenapa tidak? Demikian juga dala mememberikan penghargaan. Jangan karena saudara kemudian berlebih-lebihan meberikan penghargaan. Atau karena bukan saudara, tidak sealiran, bukan tetangga dekat kemudian melakukan dikotomi kebijakan dan mendzaliminya. Jika demikian berarti seorang menejer telah melanggar al-quran yang dengan tegas Allah berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”

Prinsip saling tolong-menolong
Bagi kita, semua kerja kita harus bernilai ibadah, maka konsekuensinya, segala kerja kita harus didasarkan karena Allah dan dibangun dalam prinsip tolong-menolong satu sama lain. Kalau tidak kita akan mengalami sebuah krisis yang sangat membahayakan dalam kerja-kerja organisasi kita. Seandainya masing-masing saling membiarkan yang lainnay sesuai dengan tugas masing-masing, maka yang akan terjadi adalah sikap egoisme dan afatisme yang akan semakin subur. Tidak tercipta sebuah kerja yang berkualitas dan tim yang kuat. Dan tentu dalam bingkai kebaikan. Allah Swt berfirman,

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.

Setaip Kita Adalah Menejer
Jangan pernah mengira bahwa menenjer itu adalah profesi orang-orang tertentu. Menejer yang saya pahami adalah profesi setiap muslim bahkan setiap orang, yang membedakan hanyalah besar dan kecilnya lingkup menejerial yang ia pimpin. Mulai menajemen kelas tinggi (top management) samapai manajemen diri sendiri. Inilah Islam kita mengajrakan. Rasulullah Saw mengatkan,

عن انس بن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كلكم راع وكل مسؤول عن رعيته فالأمير راع على الناس ومسؤول عن رعيته والرجل راع على أهل بيته وهو مسؤول عن زوجته وما ملكت يمينه والمرأة راعية لزوجها ومسؤولة عن بيتها وولدها والمملوك راع على على مولاه ومسؤول عن ماله وكلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته فأعدوا للمسائل جواباً قالوا: يا رسول الله وما جوابها قال: أعمال البر.

Artinya;
“Driwayatkan dari Anas bin Malik Ra. Beliau berkata: Rasulullah Saw bersabda: Setaip kalian adalah pemimpin dan masing-masing akan ditanya atas yang merka pimpin. Seorang raja adalah pemimpin manusia dan akan ditanya atas rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya atas isteri dan budaknya. Seorang perempuan adalah adalah mengurusi suaminya dan akan ditanya atas mengurus rumah dan anak-anaknya. Seorang budak juga merupakan pengurus atas majiaknnya dan akan ditanya atas hartanya. Dan setiap kalian adalah pengurus dan akan ditanya tentang pengurusannya,maka persiapkanlah jawaban utnuk pertanyan-pertanyaan. Sahabat bertanya ‘wahai Rasulullah apa jawabannya?’ Rasululah bersabda perbuatan-perbuatan yang baik”.

Karakteristik Menejer Yang Ideal
Ada sepuluh karakter –setidaknya- yang harus dimiliki oleh seorang menejer atau seluruh individu muslim:
Pertama, berakidah yang selamat dari penyelewengan (Salîmul ‘aqîdah);
Menanamkan akidah yang mantap dalam hatinya, selalu mengintrospesksi diri apakah ia sudah berakidah dengan benar? Apakah Allah lebih dicintai dari yang lainnya? Demikian dan seterusnya, apakah dia yakin betul dengan hari akhir? Siksa dan nikmat kubur? Selalu bertafakur alam dalam waktu tertentu dll.
Kedua, beribadah yang benar (Shahîhul ‘ibâdah);
Membaca al-quran secara teratur dan kontinyu, selalu memeperbaiki segala ibadahnya secara normatif, shalat berjamaah, tahajjud, puasa sunnah, melatih bersedekah dll.
Ketiga, berakhlak mulia (Matînul khuluq);
Seorang pemimpin bukan pembohong, menepati janji, tenang, menjaga rahasia, mempunyai rasa malu dan sessitifitas yang tinggi, adil, kasih sayang, mengusahakan profesianal dalm melaksanakan tugas.
Keempat, mempumyai fisik yang sehat (Qawiyyul jism);
Oleh sebab itu, seorang menejer harus cek up kesehatan umum, tidak mengkonsumsi makanan yang mengakibatkan penyakit seperti rokok apalagi minuman keras, menjaga kebersihan, menjadwalkan olah raga secara rutin dan teratur, mengobati gejala-gejala penyakit, menjaga keseimbangan dan kebutuhan tidur yang cukup.
Kelima, berwawasan dan pola pikir luas (Mutsaqqaful fikr);
Selalu menyisihkan waktunya untuk membaca, baik buku, majalah, buletin dan lain-lain. Meningkatkan kemampuan akademisnya sesuai dengan spesialis dia, selalu perhatian terhadap berita-berita aktual disekelilingnya dll.
Keenam, mandiri dalam usaha (Qâdiran ‘alal kasb);
Dianjurakan ikut serta dalam dunia bisnis, hatta walaupun dia kaya, mempunyai skill yang profesional dll.
Ketujuh, selalu melawan hawa nafsunya (Mujâhidan linafsihi);
Menejer harus berjiwa besar, berani, mengakui kesalahan kalau melakukannya, tidak mudah terpancing emosi, tidak rakus dunia, selalu mengingat kematian, merasa diawasi oleh Allah dll.
Kedelapan, mementingkan waktu (Harîshun ‘alâ waqtihi);
Selau tepat waktu, punya jawal kegitan pribadi, menjaga bentorkan waktu, memakai fikih proiritas dalam memilih, tidak melakuakn hal-hal yang tidak penting, membatasi watu setaip kegitan,
Kesembilan, teratur dam segala urusannya (Munazzhamun fi syuûnihi);
Medistribusikan kewajiban sesuai dengan waktu yang ia miliki, menyusun tempat belajar, temapt kerja, kamar dan rumah, persiapan segala hal sebelum pergi jauh, menysusun tempat pertemuan lengkap dengan peralatannya, tidak mengakkhirkan pekerjaan dll.
Kesepuluh, bermanfaat bagi yang lainnya (Nâfi’un lighairihi);
Membiasakan beramal sosial, menegetahui taman-temanya, mementingkan kepetinagna umum dll.

Fungsi Manajemen (Management Functions)
Ada beberapa fungsi manjemen atau juga ada yang menyebut sebagai fase-fase dalam manajemen. Fungsi atau fase itu adalah:
Pembuatan keputusan (Desicion Making)
Pembuatan kebijakan adalah merupakan initi dari manejemen itu sendiri. Dalam fungsi ini seorang menejer harus mamapu membuat sebuah kebijkan yang cepat dan tepat. Kebijakan ini hendaknya memperhatikan tujuan yang dijadikan target. Bebrapa hal yang mesti di perhatikan dalam membuat kebijakan: (1). Biaya; (2). Keuntungan; (3). Waktu; (4). Kwalitas; (5). Keamanan; (6). Penerimaan publik dan (7). Kondisi lingkungan.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah merupakah kerja pikiran seorang menejer dalam rangka merancang sebuah kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi diantara yang perlu di perhatikan adalah: Apakah rencana itu baik secara syariat? Apakah kita bisa melakukannya? Apakah kita mampu jika memilih program itu? Punyakah kita kesempatan untuk melakukan itu? Apakah program itu menguntungkan bagi kita?

Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian secara singkat bisa dikataktakan penempatan setiap SDM dalam organisasi tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehinga setiap pengurus bisa menikmati pekerjaan masing-masing.
Pengawasan (Controlling)
Controling ini merupakan sebuah proses yagn sangat urgen dalam organisai bahkan dalam kehidupan individu. Bukankah setiap orang diharuskan ber-muhâsabah? kehebatan seorang indivifdu dan organisasi terletak pada apakah ia selalu mengevaluasi aktivitasnya atau meng-audit keuangannya?

Penutup
Demikianlah yang bisa saya sumbangkan dalam rangka perbaikan bagi oraganisasi kita semua. Saya berharap tulisan yang sangat sederhana ini mampu menjadi penggugah bagi Saya sendiri dan siapa saja yang selalu mendambakan perbaikan dan perubahan pada diri dan organisainya. Saya berharap kita menajadi manusia organisatoris sesuai dengan kapasitas dan spesialisasi masing-masing, karena kita sebagai umat Islam mempunyai jati diri ‘saling tolong menolong dalam kebaikan’. Oleh sebab ini, saya mengharapkan semua orang menjadi bagian dari organisasi kebaikan tanpa melihat besar dan kecil perannya dalam komunitas tersebut.

Terakhir, sudah sangat tentu dalam tulisan ini banyak kesalahan dan kealfaan yang timbul akibat kebodohan dan kelalalian saya. Tidak ada yang paling saya harapkan kecuali saran dan pintu maaf yang sebesar-besarnya dari para pembaca yang budiman, agar kedepan kita bisa terus mencapai sesuatu yang terbaik sekemampuan kita sebagai mansuai yang serba terbatas. Wallahu A’lam



Baca juga yang ini....



Widget by autolovers | Kodokpinter

0 comments:

KCB 2

Bukan Superstar

http://detikmasisir.blogspot.com/ Adalah wahana informasi mahsiswa yang berada di mesir , untuk saling sharing ide, gagasan dan menampilkan ajang kegiatan event masisir. untuk mengirim tulisan berupa artikel, cerpen , berita, silahkan kirim ke email : detikmasisir@yahoo.com dan untuk memasang iklan anda di blog kami silahkan kontak 0113448053.kunjungi kami tiap hari-karena kami selalu up date. thank you............. .................................................

Archives

Followers