NIKMATNYA SEDEQAH 1

NIKMATNYA SEDEQAH 2

NIKMAT NYA SEDEQAH 3

NIKMATNYA SEDEQAH 4

NIKMATNYA SEDEQAH 5

Yusuf Manshur

Rahasia Prestasi Masisir

7 Aug 2009 ·


oleh: Rachmat Muhamad Sodji
Pendahuluan
Berprestasi adalah impian setiap orang. Mahasiswa yang berjiwa mahasiswa akan mendambakan prestasi setinggi-tingginya dan ilmu sebanyak-banyaknya. Orang tua akan meneteskan air mata bahagia, kala mendengar sang anak mendapatkan nilai terbaik atau tertinggi. Seorang guru atau dosen akan sangat bangga, ketika anak didiknya bisa menjawab pertanyaan yang ia ajukan atau melihat anak muridnya menjadi orang yang sukses dimasyarakat, bangsa pun sangat mendambakan para pelajar yang mengharumkan negri pertiwi.

Namun demikian, impian dan dambaan itu sering kandas menjadi angan-angan. Seringkali idealisme ini tidak tampil kedunia kenyataan.

Inilah yang kita saksikan dalam dinamika mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negri para Nabi, yang sedang mengayuh kehidupan di kiblat pengetahuan Islam, menimba ilmu di universitas Islam tersohor; Al-Azhar. Seringkali impian kita, harapan orang tua dan dambaan guru terbalik menjadi sebuah kenyatan pahit dan susah diterima. Hal ini bukan omong kososng, karena raport kenaikan mahasiswa Indonesia di Al-Azhar setiap tahun akan kita dengar sangat menyedihkan. Di tahun 2004-2005 misalnya, kenaikan mahasiswa Indonesia di Al-Azhar secara keseluruhan hanya sekitar 25%, hal ini terus berlangsung susah diatasi, terakhir data menunjukan pada tahun pelajaran 2007-2008, 52% mahasiswa tingakat satu S1 tidak naik tingkat, 30% untuk tingkat dua, 33% untuk tingkat tiga dan 63% dari mahasiswa tingkat empat. (Diambil dari laporan Bapak Atdikbud dan disesuaikan dengan data yang ditulis dalam TOR lokakarya)

Dari sinilah, lahir beberapa pertanyaan. Apa sebabnya mereka tidak berhasil? Apa hambatan dan tantangan yang harus dilewati oleh para pelajar Indonesia di Al-Azhar? Apa solusinya? Atau bagaimana jalan keluarnya?. Demikian pertanyaan ini sering menjadi 'buah bibir' dalam diskusi-diskusi mahasiswa kita di Mesir seputar gagal dan sukses.

Dalam tulisan ini, saya ingin menyampaikan apa sebenarnya hambatan para mahasiswa itu? Karena kita tidak mungkin tahu obat sebuah penyakit tanpa mendeteksi penyakitnya. Kemudian saya tuliskan beberapa solusi dan jalan keluar dari problematika kesuksesan itu.

Tantangan Mahasisiwa Al-Azhar:
Pertama: Paradigma berpikir yang kurang tepat
Yang saya maksud disini adalah cara berpikir matrealistis yang sering menhantui setiap orang, terlebih para pencari ilmu Allah. Berpikir pragmatis dan matrealistis adalah hambatan terbesar dalam hidup ini. Kita sering mencari kenikmatan sesaat, walaupun harus mengorbankan sesuatu yang mahal dari hidup kita. Kita sering berpikir kerdil melihat kehidupan ini, sehingga sering keluh kesah dan cepat putus asa, tidak mau cape dan malas memikul beban yang tidak menguntungkan secara materi.

Mencari kiesenangan dalam mencari ilmu adalah masalah terbesar dalam proses mencari ilmu. Seringkali kehilangan kesemangatan dan futur , hanya karena salah persepsi melihat hidup ini. Akibat inilah lahir pelbagai permasalahan hidup, karena dengan ini problem yang kecil akan terasa besar, yang ringan akan manjadi berat. Dengan niat penghambaan kepada Allah dan harapan pahala-Nya, semuanya akan terasa ringan dan nikmat.

Kedua: Lemahnya penguasaan bahasa Arab
Tak bisa dipungkiri, kemampuan bahasa Arab adalah faktor penting dalam menuntut ilmu di al-Azhar. Bagaimana tidak, karena materi kuliah disampaikan dalam bahasa Arab. Kekurangan penguasaan bahsa Arab adalah tantangan yang banyak dialami oleh mahasiswa Indonesia di al-Azhar, bisa karena mereka berasal dari sekolah umum, seperti SMU, atau karena rendahnya kualitas pendidikan bahasa Arab di Indonesia. Tak jarang mahasiswa yang menghabiskan waktu hanya untuk memahami satu atau dua halaman saja. Bukan itu saja, setelah dengan susah payah akhirnya paham, pengungkapan dalam bahasa yang lugas dalam pada jawaban ujian adalah masalah terpenting, karena perwakilan antara mahasiswa dengan dosen di al-Azhar hanya melewati tulisan itu. Bila tulisannya mampu menuangkan apa yang diminta, maka berarti dia bisa kalau tidak, tak ada media lain yang bisa ditempuh.

Ketiga: Lingkungan
Lingkuangan Mesir memang unik, baik lingkungan alam, maupun lingkungan social. Keudua bentuk lingkuangan ini sering menjadi tantangan bagi para pelajar Indonesia di Kairo.

Lingkungan alam yang mencakup cuaca yang tidak setabil melahirkan masalah yang kadang menjadi hambatan. Musim panas sering membuat mahasiswa susah tidur malam dan harus dibayar dipagi hari hingga menjelang Dhuhur, malas kekuliah, karena panas dan lain sebagainya. Musim dingin juga tak jarang membuat mahasiswa susah meniggalkan bantal dan selimut dengan alasan dingin dan menggigil.

Sedangkan lingkungan sosial yang bebas dan tidak terkontrol juga masalah lain bagi mahasiswa. Jauh dari orang tua dan orang yang disegani sering membuat mahasiswa kehilangan kontrol dalam beraktivitas. Pergaulan dengan siapa saja akan menimbulkan masalah besar dalam hal pendidikan, karena pengaruh jelek akan lebih cepat merasuk dari pada pengaruh baik.

Keempat: Tidak ada absensi
Bukan semuanya, tapi banyak mahasiswa yang pola pikirnya sudah terbentuk pola Indonesia. Absensi diantaranya telah terpatri dalam benak kebanyakan mahsiswa, sehingga bila tidak ada absensi serasa kuliah tidak penting. Ini masalah, karena bila murid tak kenal gurunya, maka tidak mugnkin akan lahir rasa kecintaan dan kesukaan terhadap materi yang sedang dipelajari. Al-Azhar memang jarang yang mengambil absensi, sehingga jumlah mahasiswa Indonesia yang sekarang mencapai 5085 orang jarang ditemukan di meja kuliah. Akibatnya materi kuliah terasa semakin berat dan membosankan.

Kelima: Fasilitas perkualiahan
Masalah lain adalah kurang lengkapnya pasilitas perkuliahan, mulai dari bangku duduk mahsiswa yang jumlahnya tidak setengah dari jumlah murid yang terdaptar. Ruangan yang sempit membuat mahsiswa semakin malas pergi kuliah.

Keenam: Diktat Kuliah.
Yang saya maksud disini adalah turunnya diktat kuliah yang kadang terlambat, sering membuat target tidak tercapai. Tak jarang diktat turun sebulan atau kurang dari waktu ujian.

Ketujuh: Kurangnya sistim diskusi
Bisa dihitung dengan jari dosen yang menyampaikan materi dengan mengajak aktif terhadap mahasiswanya, kebanyakan mereka adalah menejelaskan diktat dengan sitim ceramah. Hal ini sebgian mahsiswa kadang tidak suka, atau menimbulkan masalah lain, misalnya kurangnya pengemabangan kemampuan diskusi yang baik dikalangan mahasiswa.

Demikian permasalahan yang komplek dan kelihatan rumit sering menghambat suksesnya para pelajar Indonesia yang ada di Al-Azhar.

Adapun solusi yang bisa ditempuh dalam mengatasi permasalahan diatas adalah:
Pertama: Pandangan hidup yang Islami
Ada yang sangat mendasar yang mesti dijadikan renungan bersama dalam menghadapi tantangan hidup secara umum dan belajar di Al-Azhar secara khusus. Kita sering ingin melakukan perubahan-perubahan formalitas dan kosmetis. Berusaha menata ulang jadwal dan kegiatan memang hal positif, Kritis dan tanggap terhadap lingkungan merupakan watak seorang pelajar. Namun yang sangat urgen dan mendesak yang mau tidak mau harus dilakuakn oleh setiap orang yang menginginkan perubahan dan mendambakan kesuksesan adalah merenungkan kembali tujuan hidup yang yang sesungguhnya.

Apa yang kita cari sesungguhnya merupakan poin penentu handal atau tidaknya seorang pejuang menghadapi badai godaan dan ombaknya rintangan. Keteguhan menjalani proses mustahil akan lahir dari jiwa seorang manusia yang kerdil dalam berpikir. Orang yang tidak meyakini akan adanya pahala dihari nanti takan mampu menghadapi ujian dan kesulitan dalam bahtera perjuangannya. Dia akan selalu berpikir pendek dan kurang mendalam. Selalu mendramatisir masalah dan tidak berusaha mencari solusi.

Krisis inilah yang menurut saya harus segera diatasi, karena tak aktivitas yang kontinyu dan berkesinambuangan kecuali mesti bediri diatas prinsip dan pandangan yang jelas.

Oleh karena itu, penulis melihat langkah yang paling mendasar dalam mensukseskan belajar di Al-Azhar adalah kejelasan pandangan dan tujuan hidup. Menjadikan Allah s.w.t. sebagai oultimitgoal dari segala aktivitasnya akan menjadikan kita menjadi manusia super yang kenal lelah, bagaimana tidak? Seorang yang menjadiakn belajar sebagai ibadah akan berbeda dengan orang yang menjadikannya tuntutan keluarga. Orang yang menjadikan ujian sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah tentu jauh berbeda dengan orang yang menjadikannya sebagai beban rutitnitas tahunan biasa.

Pahit getirnya perjuangan akan terasa manis bagi orang yang menjadikan Allah sebagai tujuan akhir hidupnya, karena dia mengharapkan sesuatu yang sangat-sangat istimewa. Tujuan hidupnya bukan mencari kenikmatan sesaat yang bilamana gagal akan mengalami depresi dan putus asa.

Seorang pencari ilmu Allah sudah sangat mesti meluruskan pandangan hidup dan menjabarkan kembali tujuan belajarnya, agar dia mampu mengatasi segala bentuk rintangan dan hambatan dengan penuh ketulusan. Imam al-Ghazali pernah menungkapkan "Saya pernah mencari ilmu bukan karena Allah, namun ternyata tidak bisa, kecuali harus karena Allah".


Kedua: Merubah paradigma (Positive thingking)
"Saya pernah empat kali naik Bis untuk sampai ke kuliah". Demikian tutur Khairul Anwar; mahasiswa asal jakarta yang mendapat nilai mumtaz ditahun 2006-2007, ketika ditanya masalah solusi sulitnya kendaraan kuliah oleh Bapak Dubes dalam acara nugrah prestasi di Auditorium Shalih Kamil.

Roni Fajar, menuturkan hal yang menarik bagi saya; Beliau mengatakan " Saya sering keluar ke balkon atau pergi ke mesjid, Ketika saya tinggal dirumah, karena terasa kurang kondusif untuk belajar".

Dua ungkapan diatas, saya kira merupakan representasi dari orang-orang yang mampu mencari solusi atas tantangan lingkungan yang bagi sebagian orang sering dijadikan keluh kesah yang tak ada ujungnya. Lebih dari itu, He Ahle; seorang wanita korea yang cacat, karena kakinya hanya sepotong dan jari tangannya hanya dua, ditambah otaknya yang idiot, yang bila ingin menghapalkan satu lagu saja memerlukan waktu satu tahun. Namun ternyata dia mampu menjadi musisi dan penyanyi terkenal, karena ibunya mampu menemukan solusi dan dan ulet mendidiknya secara terus-menerus.

Tak ada manfaatnya kita mengeluh meretapi kondisi mesir dan Al-Azhar yang mungkin sering kontradiksi dengan keinginan kita, keluh kesah hanya akan menambah masalah bukan menyelesaikan masalah. Jadilah orang yang cerdas dalam menyikapi semua permasalahan, karena hakikat kehidupan ini hanyalah kumpulan dari penyikapan-penyikapan. Siapa yang mampu menyikapi dengan sebaik-baiknya penyikapan, niscaya dia akan menjadi orang yang sukses dan berbahagia. Namun siapa yang selalu berpikiran negatif, maka keresahan dan kegagalan selalu akan menemaninya.

Tidak ada lingkungan yang akan selalu pas seratus persen dengan keinginan kita, kita akan selalu berharap lebih dan lebih. Yang menjadikan kondisi lingkungan menjadi pas dan serasi hanyalah sikap qana'at yang merasuk dalam jiwa kita. Ini dari sisi lingkungan.

Sedangkan dalam lingkup kepribadian B.S. Wibowo mengusulkan beberapa cara agar Anda menjadi orang yang selalu berpikir positif. Hal itu diantaranya: (a) Berpikirlah sukses, jangan berpikir gagal; (b) Janganlah menengok kebelakang, lihatlah kedepan; (c) Gantilah pikiran gagal dengan pikiran sukses. Sedangkan indikasi orang yang berpikir positif, beliau menuturkan beberapa indikasi. Diantaranya: (a). Memiliki rasa percaya diri yang kuat; (b). berorientasi pada ambisi dan sasaran; (c). mempunyai keperibadianyang menyenagkan.

Allah s.w.t., melalui lisan rasul-Nya menegaskan bahwa "Kami tergantung pada prasangka hamba-Ku tentang Aku". Syekh Muhammad Ghazali menuliskan ungkapan yang sangat singkat dan padat "Anta min Shun'I Afkârika" (Anda adalah produk pikiran Anda). Orang-orang yang menjadi bintang lapangan adalah orang-orang yang mempunyai keyakinan dan optimisme untuk menjadi apa yang mereka impikan. Bermimpilah sebesar-besarnya, karena kenyataan sekrang adalah mimpi hari kemarin, sedangkan mimpi sekarang adalah kenyataan hari esok. Yakinlah bahwa Anda bisa menjadi apa yang anda dambakan.

Terakhir, jangan mudah dimakan opini. Misalnya, orang bilang jurusan ini itu susah, pelajaran ini jarang yang lulus, materi ini tidak pernah ada yang mendapatkan nilai bagus, atau doktor ini itu killer. Jangan hiraukan itu, kewajiban kita adalah belajar sekemampuan dan semksimalnya.

Ketiga: Kembangkan kemampuan berbahasa
Tanggap dan sensitip terhadap kemampuan dan kelemahan sendiri adalah kunci suses yang jitu. Mahsiswa yang kurang menguasai bahasa Arab hendaknya tidak berdiam diri, karena tidak ada kata terlambat, memaksakan diri dengan ketidak mampuan itu, justru masalah terbesar dalam belajar di al-Azhar. Walaupun dia naik tingkat pertama, tapi hanya akan membebani diri dengan beban yang berat di tahun-tahun berikutnya, makanya solusi terbaik adalah cepat menguasai bahasa Arab.


Keempat: Belajar dengan cinta
Belajar sepenuh hati adalah belajar yang paling baik. Kecintaan adalah sesuatu yang akan membutakan dan membisukan seseorang dari selain yang ia cintai. Tak pernah terasa panas dimusim panas. Tak pernah mengeluh kedinginan dimusim dingin. Berlari mengajari Bis laksana seorang straiker bola yang sedang berusaha mengejar operan bola di depan gawang lawan. Badannya tak pernah gerah dengan desakan didalam Bis delapan puluh coret. Semua itu, atas nama cinta terhadap ilmu. Spirit inilah yang pernah melenakan Imam nawawi, Ibnu Taimiyah dan tokoh-tokoh terkemuka lain yang dikenal dengan sebutan 'al-'Ulamâ al-'Uzzâb' dari menikah.

Cintailah universitas di mana Anda belajar. Cintailah kuliah dimana Anda terdaftar. Cintailah jurusan yang telah Anda pilih. Cintailah pelajaran-pelajaran yang anda hadapi. Cintai dosen dan rekan-rekan Anda, niscaya anda akan menemukan kenikmatan tak terkira. Cari tahu tentang urgensi pelajaran-pelajaran yang sedang anda geluti., terus menggali informasi dan mengembangakn pendalaman terhadap jurusan yang sedang anda pelajari dengan tidak melupakan pengembangan wawasan umum yang mesti anda kuasai.

Tebalnya diktat kuliah jangan menjadi keluh kesah, bahkan harus bersyukur atas tebalnya diktat itu, karena berarti, kita akan mendapat sesuatu yang banyak dari banyaknya jumlah halaman buku tersebut. Dosen yang masih memakai bahasa 'amiyah' harus dijadikan sebagai motivasi agar anda cepat belajar dan memahami bahasa interaksi. Dosen yang tegas jangan dianggap killer, tapi merupakan kemestian menjalani sebuah peraturan yang berlaku. Antrian segala admisnistrasi dijadikan latihan kesabaran dan hidup saling menghargai.

Kelima: Prinsip yang jelas
Tidak mudah tertiup angin. Teguh dalam pendirian dan bijak dalam penyikapan. Jadilah Anda sesuai dengan apa yang anda impikan, jangan mudah tergoyah karena pertimbangan keuntungan dan kenikmatan sesaat, peganglah cita-cita Anda sekuta-kuatnya dan jangan pernah dilepaskan, karena, boleh jadi tempat orang lain sukses tidak cocok untuk dijadikan sukses bagi kita. Belum tentu baju yang kelihatan indah dipakai orang lain cocok dengan postur tubuh kita.

Orang-orang yang mempunyai prinsip hidup tidak akan mudah dibawa lingkungannya, bahkan sebaliknya, mereka akan mampu mempengaruhi dan merubah lingkungannya.

Lihatlah bagaimana keteguhan prinsip Rasulullah dalam menjalani tugasnya sebagai rasul. Suatu saat Abu Thalib; paman beliau merasa terdesak oleh para pembesar Quraisy yang tidak suka dengan dakwahnya. Abu Thalib akhirnya memanggil beliau, kemudian mengatakan "Wahai anak pamanku! Sesungguhnya kaummu telah datang mengadukan tentang pasalmu, hendaklan Engkau menjaga Aku dan dan Engkau, janganlah Engkau membebani Aku dengan beban yang tidak mampu Aku pikul". Mendengar keluhan ini Rasulullah tak gentar sedikitpun, dengan tegas mengatakan "Wahai pamanku! Demi Allah, andai mereka meletakan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini (dakwah), tidak akan Aku tinggalkan sampai Allah memeberkan pertolongan atau Aku mati".

Suatu saat 'utbah bin Abi Ruba'ah diutus oleh kaum Quraisy untuk membujuk Rasulullah agar menghentiukan dakwahnya. 'Utbah mengatakan "Wahai Muhammmad!...sendainya Anda menigninkan harta, niscya akan saya kumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk Anda. Seandainya Anda ingin kedudukan, akan kita jadikan Anda sebagai pemimpin kita…Rasulullah menjawab "Sudahkah wahai Abu Wualid? Dengarkanlah". Kemudian beliu membacakan beberapa ayat dari surat Thâha, kemudian beliau bersabda dengan tegas dan lantang "Apa yang kalian tawarkan tidak sedikitpun Ku harapkan. Saya datang bukan mencari harta, kemuliaan dan kedudukan, tapi hanya sebagai utusan dari Allah dengan pesan al-Quran…"

Jangan mudah dipengaruhi teman. Katakan tidak terhadap hal-hal yang akan mengganggu tujuan dan cita-cita anda. Kalau ada yang mengajak jalan-jalan, katakakan "tidak, saya punya jadwal belajar dan baca buku". Ada yang mengajak nonton, katakan "tidak saya punya target hafalan". Demikian dan seterusnya.

Ustadz khalid Muslih, MA., pernah mengisahkan bagaimana keteguhan prinsipnya untuk meneruskan study di al-Azhar. Beliau mengisahkan pernah mengumpulkan beberapa temannya, menjelang S1-nya selesai. Di depan mereka beliau mengatakan "Saksikannlah saya, bahwa saya akan meneruskan S2, walaupun Indonesia ombang-ambing". Sekarang kita tahu beliau tinggal beberapa langkah lagi akan menyelesaikan program doktoralnya.

Keenam: Planning yang proporsional
Rencanakan hidup Anda dengan sangat teliti. Dari pekerjaan yang paling kecil, hingga yang paling besar. Hari-hari anda mempunyai jadwal yang jelas dalam buku harian anda. Buatlah rencana harian, rencana mingguan, bulanan tahunan. Berapa hari anda akan menyelesaikan buku ini? Demikian dan seterusnya. Orang-orang sukses adalah orang yang mampu membuat perencanaan hidupnya, bahkan orang yang paling sukses adalah orang yang mamapu merencanakan kehidupan alam lain setelah alam ini. Orang-orang yang mati syahid adalah orang-orang yang mempunyai perencanaan dimana dia akan mati. Abdul Aziz ar-Rantisi bercita-cita mati dengan Apatche, akhirnya dia syahid dengan itu.

Ketujuh: Selalu bersahabat dengan orang-orang Sukses
Bersahabat dengan tukang minyak akan terbawa harum, sedangkan mendekati orang tukang bakar besi akan terperciki bara api, atau paling itdak akan terkena aroma baunya. Demikian makna pesan Rasulullah yang sangat indah dan mengesankan. Ketergabungan kita dengan orang-orang sukses paling tidak akan membangkitkan semangat dan rasa optimis akan mungkinnya menjadi orang yang sukses. Karena manusia akan sangat terbentuk pikirannya dengan apa yang ia dengar dan ia lihat. Orang yang setiap harinya mendengar dan melihat gagal akan terpatri dalam jiwanya bahwa semua ini mesti gagal. Dia akan merasakan bahwa dirinya pun tidak akan mampu mengatasi tantangan belajar, seperti halnya yang dialami temannya.

Selain itu, ketergabungan kita dengan orang sukses akan membuat kita termotivasi dengan kesuksesan dan keteraturan hidup mereka. Kita akan merasakan suasana betapa pentingnya sukses, bahkan lebih dari itu, kita akan banyak belajar dari mereka dalam meraih sukses tersebut, mulai dari merasa malu, akhirnya, lambat laun akan terbentuk imitasi dari orang sukses tadi. Nasihat dan do'a pun akan kita dapatkan, jika kita dekat dengan mereka.

Kesimpulan
Perubahan karakter adalah sesuatu yang sangat mendesak untuk dilakuakan, cara berpikir yang posotif akan mempermudah masalah yang sering dianggap berat. Peka dengan diri sendiri dan tanggap terhadap pengaruh luar dengan filter tujuan hidup akan mampu menggoncang sejuta hambatan. Belajar dengan tulus karena Allah adalah kunci segala permasalahan.

Wallahu 'Alam







Baca juga yang ini....



Widget by autolovers | Kodokpinter

0 comments:

KCB 2

Bukan Superstar

http://detikmasisir.blogspot.com/ Adalah wahana informasi mahsiswa yang berada di mesir , untuk saling sharing ide, gagasan dan menampilkan ajang kegiatan event masisir. untuk mengirim tulisan berupa artikel, cerpen , berita, silahkan kirim ke email : detikmasisir@yahoo.com dan untuk memasang iklan anda di blog kami silahkan kontak 0113448053.kunjungi kami tiap hari-karena kami selalu up date. thank you............. .................................................

Archives

Followers