NIKMATNYA SEDEQAH 1

NIKMATNYA SEDEQAH 2

NIKMAT NYA SEDEQAH 3

NIKMATNYA SEDEQAH 4

NIKMATNYA SEDEQAH 5

Yusuf Manshur

Biarkan Tulang Rusuk Berbagi

21 Aug 2009 ·

Novel Penyingkap Poligami
Karya:
Teguh Hudaya
ke 4
Diam-diam aku mulai hawatir pada keluargaku yang ada di Bandung Pangalengan. Hatiku terus berkecamuk memikirkan itu.

Sore ini aku harus pulang memastikan keberadaan umi dan keluargaku. Tak boleh terkatung-katung karena ayah. Kini, buku-buku yang berserak di kasur segera aku bereskan, komputer aku matikan. Gordeng aku geraikan. Di luar, kulihat cahaya kuning seperti berarak-arak pergi ke timur, persis pelari mengejar waktu, semangat, tangkas dan mandi peluh. Kulihat tiang listrik berkilat silau, yah! Mungkin seperti itulah aku yang gundah ingin bertemu ayah. Jejaring kabel yang kuperhatikan bersambung dari besi ke besi seperti ingin mengakhiri kegelisahannya bertemu sore. Aku harus pulang sore ini.

Uang seratus ribu rupiah sudah kumasukan ke dalam dompet. Aku bangkit keluar kamar. Menuruni rumah megah milik ibu kos, dengan tergesa, anak-anak tangga itu aku lalui bersamaan detak jantungku yang kian mengeras. Di belakangku teman-teman yang duduk santai memanggil panik.

“Weyy...! Pergi kemana Kau?”

“Hati-hati Kau...”

“Jangan ngebut Kamu...”

“Santai jalannya Bro!”

Tak kupedulikan ucapan mereka, kurangkap jawabannya menjadi satu. Hendak minta izin dan menangguhkan pembayaran kosan.

“Pergi ke Bu Leha... “ aku melirik mereka sekilas.

Ketika angin barat menghembus ke timur, tiga layang-layang nyaris menyangkut di tiang listrik, serempak terjulur kompak mengikutinya. Lalu secara perlahan bergoyang-goyang terombang-ambing ketika desirnya mulai menurun. Aku, umi dan keluarga tak mau menjadi layangan kabur. Terombang-ambing tak tentu arah. Bila kufikir jauh, sebenarnya gejala poligami sudah kurasakan semenjak dua bulan lalu ketika uang kiriman mulai tersendat.

Aku terkejut. Baru saja kakiku menginjak teras Rumah bu Leha, aku terpana, menganga mendengar bu Leha menjerit-jerit pahit! Dordar dari dalam rumah begitu jelas menyerap daun telinga. Kudengar perang argumen antara dia dan suaminya. Kudengar pula suara bu Leha menyeracau seperti kesurupan, yang disinggahi isak tangisnya kian menekan, sementara suara benturan kaca dan lempar panci sudah berlalu tak terdengar lagi. Setahuku suami bu Leha adalah tenaga ahli di perusahaan besar kota Batam. Ia jarang pulang, sangat pantas kalau bu Leha sering jadi bahan pembicaraan kawan-kawanku di kostan kami.

“Percuma bapak memberi harta banyak sama Mamah kalau ternyata semua ini hanya belayan belaka! agar mamah tak menayakan kapan kepulangan bapak! Mamah tak nyangka kalau bapak selama ini sudah menikah lagi dengan seorang gadis di perusahaan!!”



Baca juga yang ini....



Widget by autolovers | Kodokpinter

0 comments:

KCB 2

Bukan Superstar

http://detikmasisir.blogspot.com/ Adalah wahana informasi mahsiswa yang berada di mesir , untuk saling sharing ide, gagasan dan menampilkan ajang kegiatan event masisir. untuk mengirim tulisan berupa artikel, cerpen , berita, silahkan kirim ke email : detikmasisir@yahoo.com dan untuk memasang iklan anda di blog kami silahkan kontak 0113448053.kunjungi kami tiap hari-karena kami selalu up date. thank you............. .................................................

Archives

Followers