NIKMATNYA SEDEQAH 1

NIKMATNYA SEDEQAH 2

NIKMAT NYA SEDEQAH 3

NIKMATNYA SEDEQAH 4

NIKMATNYA SEDEQAH 5

Yusuf Manshur

Biarkan Tulang Rusuk Berbagi

16 Aug 2009 ·

Biarkan Tulang Rusuk Berbagi
Novel Penyingkap Poligami
Karya:Teguh Hudaya
2
Semenjak ayah berpoligami emosi ayah berubah misteri, kebijakannya selalu membuat kami tak mengerti, ngelantur tak berlogika, lebih tepatnya, ngawur. Sebenarnya hampir semua keluargaku memusuhi ibu Tia. Karena ibu Tia lah keluarga kami menjadi berantakan, karena ibu Tia lah ayah menjadi sakit-sakitan, karena ibu Tialah usaha ayah menjadi bangkrut. Begitu seterusnya pandangan mereka pada ibu baru, ibu Tia
Masih karena Ibu Tia, umi banyak melamun. Masih karena ibu Tia, keluarga kami tak utuh lagi. Wan pergi bersama Istrinya, Siti pergi bersama suaminya, lebih parah Herman tak mau pulang-pulang dari tempat kuliahnya, di Universitas Muhammadiyah Malang. Kusebut mereka semua adalah pengecut. Pengecut kelas berat yang tak kuat menerima realita poligami. Kuperhatikan sepertinya semua mengharamkan berpoligami, kecuali untukku dan untuk ayah

Ayah tak mampu berbuat adil dan sudah menganiaya umi, begitu seru mereka. Kalaupun ayah tak melakukannya, alasan pengaharaman poligami mereka karena ayah manusia yang tak mampu berbuat adil. Katanya. Jadi, buat apa poligami? Delapan puluh persen mereka mengharamkannya berpoligmi, pernah suatu saat Syam menyodorkan al Qur’an lalu menafsirkannya dengan lantang di depan kami-kami. Kami nyaris tertunduk bodoh sambil mengangguk-ngangguk layaknya kerbau, kecuali aku, masih memainkan mata menunggu penuturan Syam selesai

“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung,”

Syam seperti orator yang berdemo di halaman kampus, menyentak-nyentak penuh semangat. Mengajak kami mengikutinya. Di ruang tamu itu, aku yang kala itu baru dua hari tinggal di Bandung, menatap kecut menangkap pendapatnya.

Meski ia sarjana umum, rupanya penuh gagah juga menyinggung Muhammad Abduh, ulama kontemporer itu. Menyinggung Rashid Ridha ulama kenamaan itu, bahkan sang cendikiawan feminis Mesir Qosim Amin disinggungnya pula. Lalu, semuanya Syam bahas satu persatu beserta pendapatnya. Singkatnya, Syam mengatakan bahwa mereka lebih mengumandangkan haramnya berpoligami, poligami harus diperketat kebolehannya. Aku mengangguk saja meski ingin menyela

Syam terus bercerita, dulu di negara Mesir bahwa poligami hanya cikal bakal mewariskan permusuhan dan kebencian daripada mendatangkan kemaslahatan, lalu membandingkannya dengan kondisi keluarga kami yang sekarang. Kulihat beberapa orang di sampingku mengaguk-ngangguk memahaminya, omongan Syam terkesan asing dan terlalu dalam. Hanya aku saja yang menangkap persis meski di tengah anggukan mereka

Ia menyinggung Muhammad Abduh lagi, poligami hukumnya haram ketika seseorang khawatir tidak bisa berbuat adil. Lalu Syam juga dengan bangga mengkiasakan poligami seperti pada waktu zaman Khalifah Umar, Umar pernah meninggalkan potong tangan bagi para pencuri di saat kelaparan merajalela. Begitupun Syam mengharamkan poligami karena malah mengiris-ngiris keadaannya.

Tadi shubuh, rumahku sepi tak ada siapa-siapa, hanya aku, umi dan ayah. Hingga siang inilah aku menyelesaikan tugasku membantu di sawah. Besoknya aku tenang kembali seperti hari-hari biasa, aku menunggu-nunggu informasi keberlanjutan sekolahku ke pasca sarjana, luar negeri.

Kemarin malam lobiku kurang tepat secara waktu, hal ini mengundang ayah membabibuta. Menyalahkanku prihal kebangkrutan usaha, tentang pecahnya rumah tangga, tentang perginya anak-anak ayah. Atas semua itu bahwa akulah dalangnya. Padahal semua keluargaku telah sepakat bahwa semua ini karena ulah ibu Tia. Aku tak menyalahkan ibu Tia, aku tak menyalahkan ayah, aku tak menyalakan pula pihak-pihak tertentu, tapi semuanya cobaan yang patut kami hadapi dan untuk dipelajari penyebab sebenarnya.

Peluh di kepala menjalar ke bagian kening. Terik mentari mulai panas membakar seisi tubuh. Di samping kiriku, Syam ulet menggerakan tangannya mencangkul tanah. Satu jam tak henti-henti. Sengatan panas semakin menjilat-jilat. Sudah saatnya dialamatkan untuk pabrik kerupuk, menjemur kurupuknya sebelum digoreng, atau penggilangan ayah untuk mengeringkan padi yang baru saja dikeluarkan dari dalam gudangnya. Bukan lagi siraman panas bagi para penganggur yang duduk jongkok meminum kopi di pagi hari, lalu dibalut kain sarung di depan rumahnya.

Syam melirikku memberi isyarat untuk rehat, aku mengangkat alis menyetujuinya.

“Ayo cabut! Sisanya besok saja, biarkan mereka yang meneruskan“ ajak Syam menunjuki para pegawai ayah di sebelah selatan.

“Mari…” aku melangkah berat dalam kubangan menuju pancuran. Celana panjangku yang terbalut lumpur ingin segera kubersihkan agar memudahkan dalam melangkah

Di dalam pancuran Syam mengeprak-ngeprak celananya membuang lumpur. Aku mencuci cangkul dan perkakas peralatan sawah.

“Bilang apa saja ayah tadi malem?” Sahut Syam sambil membasuh wajahnya

“Aku tak perlu sekolah lagi..”Ucapku

Syam mengangguk-ngangguk pelan, sudah memahami kondisi ayah setelah menduakan umi setahun yang lalu. Dan sebenarnya Syam-lah yang membenci ibu Tia, dan Syam-lah yang mengompori semua pihak untuk membenci ayah. Menurut Syam, yang benar adalah umi, karena umi sudah dihianatinya.

“Kabar Arini gimana?” tanya Syam

Aku terdiam. Syam adalah salah satu pengusung dan yang menggemborkan bahwa aku lebih baik menikah dengan Arini. Perkelahianku dulu dengan Syam akibat Arini, dia yang menololiku karena aku tak tahu balas terima kasih. Syam membaca sekian puluh surat dari Arini yang selalu ia kirimkan saat keberadaanku dulu di Jakarta.



Baca juga yang ini....



Widget by autolovers | Kodokpinter

0 comments:

KCB 2

Bukan Superstar

http://detikmasisir.blogspot.com/ Adalah wahana informasi mahsiswa yang berada di mesir , untuk saling sharing ide, gagasan dan menampilkan ajang kegiatan event masisir. untuk mengirim tulisan berupa artikel, cerpen , berita, silahkan kirim ke email : detikmasisir@yahoo.com dan untuk memasang iklan anda di blog kami silahkan kontak 0113448053.kunjungi kami tiap hari-karena kami selalu up date. thank you............. .................................................

Archives

Followers